Lagi-lagi saya menulis tentang gowes di postingan Soal Penilaian Harian Kelas 4 Semester 2 ini. Bila anda bosan, segera saja menuju link unduh soal yang ada di akhir postingan dan lewati barisan-barisan kalimat tentang gowes ini. Atau jangan-jangan anda tidak pernah membaca tulisan di blog ini setiap kali akan mengunduh file soal? Kebetulan, saya juga tidak ingin tulisan ini anda baca. Saya hanya ingin blog ini dibuka, kalau bisa agak lama, ya, bukanya!
Tempat kesukaan saya dan hampir semua goweser yang saya kenal adalah Jati Cilik, tepatnya di sebuah warung nasi lodeh, kurang lebih 1,6 km di atas Pasar Rengel, Tuban. Warung itu ramai pengunjung setiap saya ke sana, kecuali hari Jumat: hari Jumat warung tetap buka, tapi tidak menyediakan nasi lodeh, kecuali untuk goweser yang pandai merayu pembelinya untuk dibuatkan nasi lodeh—kata "merayu" jangan membuat anda membayangkan penjual nasi lodehnya muda, seksi, atau janda, bayangkan saja nasi lodehnya. Tapi kalau anda bersikeras membayangkan penjualnya saya tidak kuasa melarang anda.
Nasi lodeh itu enak, tapi beberapa teman saya, yang ke situ naik motor, bilang rasanya biasa-biasa saja. Mungkin dia tidak selapar teman-teman yang nggowes—anda pasti tahu nggowes itu bisa membuat cepat lapar—apa lagi berangkatnya tidak sarapan—dan lapar itu membuat makanan biasa-biasa jadi enak. Ingat 'kan ketika puasa? Tempe goreng tanpa tepung saja rasanya enak ketika buka puasa. Dan rasa itu dari menu yang sama itu berkurang enaknya ketika kita sudah kenyang.
Dari Pasar Rengel sampai godeh pero (kami menyebutnya begitu, yang artinya sego lodeh tempe loro) jalannya terus menanjak tanpa ada jalan datar apalagi menurun. Tanjakan itu membutuhkan fisik yang prima. Saya kira siapa pun yang tidak pernah nggowes sebelumnya pasti akan berhenti sebelum sampai ke godeh pero, apalagi sepedanya kurang mendukung. Saya dulu pertama kali ke godeh pero juga berhenti di tengah jalan, tidak hanya sekali berhenti—saya sampai lupa berapa kali berhenti karena saking berkali-kalinya. Dan untuk yang kedua, saya langsung bisa mencapai godeh pero tanpa berhenti.
Kalau ada goweser yang berhenti sebelum sampai ke godeh pero jangan ditanya "kenapa" meskipun dia tampak seperti memperbaiki sesuatu di sepedanya, tanya saja dengan kalimat tanya: "Aman, Bro?" atau "Oke, Bos?" atau sapa saja dengan "Saya duluan, ya!" Kalau dia menjawab: "aman" atau "oke" atau menjawab "iya", artinya goweser itu bisa memperbaiki sendiri kerusakan pada sepedanya (tapi ini jarang), kebanyakan goweser berhenti karena tidak kuat nanjak. Kalau ada goweser yang berhenti dan tidak memperbaiki sesuatu pada sepedanya, biasanya kalau ditanya "Kenapa?" dia akan menjawab: "Nunggu teman di belakang," meskipun dia sendiri yang paling belakang.
Berikut ini link untuk mengunduh Soal Penilaian Harian PH B. Jawa Kelas 4 Semester 2 beserta kunci jawabannya:
Soal:
0 komentar: